do it

I am always doing that which I can not do, in order that I may learn how to do it (Pablo Picasso)

Thursday, October 14, 2010

ku ingin kau yang dulu

judul post ini bukan karna gue lagi sedih atau apa, tapi itu adalah judul cerpen kedua gue yang gue selesein tanggal 13 oktober 2010, kalo misal bu eni gak nyuruh anak kelas 9 buat cerpen buat tugas BI juga tuh cerpen gak bakal muncul sampe sekarang. yaudah deh gak usah basa basi lagi, enjoy ya :DD

“non Ana bangun non, sudah jam 7 loh non apa non gak berangkat sekolah?” Tanya seorang wanita paruh baya yang sudah 20 tahun mengabdikan dirinya menjadi pembantu dikeluargaku.
            “bibi apasih orang masih hari minggu” jawabku setengah sadar
            “non Ana udah ditunggu tuh sama den Ando”
            “hah? ngapain dia kesini?”
            “ya jemput non lah, masa iya dia mau ngelamar jadi satpam kita”
            “oh my god bi, aku baru inget hari ini hari senin” Dengan bergegas cewek yang mempunya wajah cantik ini cepat cepat berganti baju dan karna takut membuat kekasih hatinya menunggu lama, dia memutuskan untuk tidak mandi.
            Beberapa menit kemudian Kirana atau yang biasa disebut Ana keluar dari kamarnya untuk menemui pacarnya yang sudah menunggu lama didepan pintu rumahnya.
            “Ando, kamu kok kurusan sih?” tanyaku
            “hm.. a.. aku lagi diet” jawabnya ragu ragu
            “diet? Ternyata cowok juga bias diet toh”
            “yaudah yuk kita berangkat aja, aku takut telat” jawabnya sambil membukakan pintu mobilnya untukku.
            Diperjalanan menuju sekolah kami hanya terdiam membisu. Aku heran mengapa sikap dan perilaku Ando berubah ya sejak libur kenaikan kelas? Dia enggak seceria dulu, biasanya dia selalu cerita dan bicara tanpa henti sepanjang perjalanan. Dari pada terus berdiam diri seperti ini lebih baik aku saja yang memulai percakapan.
            “gimana libuan kamu?”
            “bosen” jawabnya singkat
            “bosen kenapa?”
            “aku bosen ngeliat papa mama berantem dirumah”
             Berantem? Apa ini yang membuat Ando berubah gini, kamu jadi beda dan gak kayak biasanya
            “Emang kenapa?” tanyanya memecahkan lamunanku
            “gapapa kok”
***

            “apa? Gak masuk lagi?” tanyaku bingung
            “Emang Ando kemana sih na? lu kan pacarnya, masa gak tau sih?” jawab Ronald salah satu teman sekelas Ando
            “gue juga gak tau nald, udah gue sms, telfon, tapi gak ada yang ngangkat”
            “udah lu sampering ke rumahnya?”
            “belom sih, hehe, tapi apa lu gak tau dia dimana? Atau lu pernah ketemu dia gitu?”
            “gue gak ketemu dia sama sekali, dia juga gak nelfon atau sms gue tuh, terakhir ketemu sih di kelas, 4 hari yang lalu
***

            Hari ini aku berencana untuk datang ke rumah Ando, sudah sekitar 5 hari dia tidak menghubungiku, menjempuku seperti biasa dan selalu menemaniku ke kantin. Sikapnya yang terakhir kali masuk sekoolah membuatku heran. Mengapa dia gak masuk sekolah? Apa dia sakit? Dan sebenarnya aku bingung kalo ditanya temen temen dan guru tentang alasan dia gak masuk.
            Matahari mulai tenggelam dan hari pun mulai malam, aku pun bersiap siap untuk pergi kerumahnya. Dan ketika aku membuka gerbang pintu rumahku, aku melihat sosok orang yang tak asing lagi dimataku. Seseorang yang kurus dengan rambut acak acakan sambil mengucek ucek matanya yang berkantong. Aku bergidik ngeri, dia adalah Ando, cowok yang sejak kelas 1 SMA aku kenal, sangat berbeda dengan Ando yang aku lihat sekarang.
            “Ando..kamu kok..”
            Dia hanya terdiam melihatku, suasana malam ini hening tanpa ada dari kami yang berbicara. Dia mendekatiku dan semakin mendekat. Aku merasa takut
***
           
            “aku gak ma ndo !” teriakku sambil berusaha melepas tanganku darinya
            “Kalo kamu cinta aku, kamu harus mau!” jawabnya sambil terus menarikku ke ranjang hotel yang telah di booking nya
            “tapi kan cinta gak harus dibuktiin dengan ini! Aku gak mau!”
            “Ayolah na, sekali aja” jawabnya memaksa
“gila kamu, aku gak bakal mau ngelakuin hal itu sebelum aku nikah”
            “berarti kamu gak cinta aku” jawabnya sambil melepas tanganku
            “aku cinta kamu.. tapi bukan ini caranya”
            Aku meninggalkannya sendirian, aku setengah berlari keluar menyusuri lorong hotel ini, aku takut, tanpa sadar aku sudah meneteskan air mata, air mata yang sedari tadi ingin aku jatuhkan tetapi tertahan karena amarahku yang besar.
            Ando mengejarku, dia berlari dan terus berlari dan aku pun meningkatkan kecepatan berlariku. Aku semakin takut dan suasana semakin mencengkam, sampai akhirnya aku harus memilih antara menuruni tangga darurat atau lift. Sangat tidak mungkin aku menunggu lift sementara Ando semakin mendekat dan kemudian aku memutuskan untuk menuruni tangga darurat tetapi sebuah tangan menahanku sambil mencengkramku erat seperti layaknya seekor elang yang sudah mendapatkan mangsanya.
            “kamu harus coba ini” kata Ando sambil menyodorkan seplastik putih berisi obat obatan
            “apa ini ndo?” aku termenung bingung
            “ayo kamu harus coba, sekali kamu coba maka kamu akan merasakan indahnya dunia”
            “ini drugs?”
            “tepatnya” jawabnya santai
            “Ando.. kamu tega menjerumuskanku? Kamu jahat ndo!”
            “aku gak jahat, tapi aku hanya ingin menuntunmu ke duniaku, dunia dimana sudah sekitar 2 bulan yang lalu aku huni, aku merasa tenang disana dan aku ingin mengajakmu kesitu, tempat dimana kita bisa bersenang senang”
            “apa yang membuat kamu kayak gini ndo? Apa ini karna papa mama kamu yang sering berantem?”
            “bukan hanya berantem, tapi mereka sekarang sudah bercerai, dan mama sepertinya sudah mempunyai kekasih lagi” jawabnya pelan.
            “tapi kenapa harus aku yang kau tuntun ke dunia drugsmu?”
“karena aku cinta kamu kirana, aku gak tau lagi siapa yang masih peduli sama aku, aku udah gak punya mama papa..”
“kamu masih punya ndo..”
“mereka udah aku anggep bukan mama papa aku lagi!”
“gila kamu!”
“biarin, yang penting sekarang kamu harus coba ini!”
“enggak!  Sampe kapanpun aku gak akan pernah nyoba semua itu!”
Aku pergi meninggalkannya sendirian dan sepertinya dia tidak berusaha mengejarku. Air mataku terus bercucuran bagaikan air disungai, aku takut, gelisah dan aku tak tau mau berbuat apa. Hanya satu kalimat yang sedari tadi memenuhi pikiranku, kenapa kamu jauh berubah dari Ando yang aku kenal dulu?
***

Hari ini aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah karena aku tak mau bertemu Ando untuk saat ini, aku masih takut padanya walaupun dia adalah orang yang aku sayang, tapi apakah harus aku menuruti kemauannya untuk mencicipi obat terlarang itu? Sungguh aku tak mau merusak hidupku hanya karna cintaku padanya…
***
Kriiiiing~ bel pulang sekolah berbunyi dengan riangnya, aku terkaget dari lamunanku memikirkan kejadian terakhir saat aku berjalan sendirian sepulang sekolah. Dari kejauhan terlihat  2 orang sepasang suami istri yang sedang berjalan sambil memegangi payung hitam kearah ujung jalan, aku mencoba mengikuti mereka dari belakang, perlahan tapi pasti aku berjalan. Sampai akhirnya aku mengetahui kemana mereka akan menuju. Tak terasa air mataku terjatuh begitu aku melihat batu nisan yang bertuliskan nama Ando. Dia sudah meninggalkanku untuk selamanya, hidupnya yang hampa sangat menyedihkan. Dan sepasang suami istri itu adalah orangtua Ando yang sudah bercerai. Ando meninggal karena ia sengaja menjatuhkan diri dari balkon hotel tempat aku dipaksa mencicipi drugs itu. Sangat disayangkan hidup Ando yang dirusak oleh narkoba, rokok dan semua minuman keras itu. Menjadi apa negara ini jika generasi mudanya dirusak oleh benda benda haram itu?
                                                                                                            13 oktober 2010
                                                                                                               By: Talitha

gimana? gimana? maaf ya kalo ada sesuatu yang membuat kalian gak suka sama cerpen gue ini :D




No comments:

Post a Comment